fbpx

Gaji UMR Jakarta: Cara Atur Biar Tetap Bisa Hidup Tenang

Setiap tahun, angka gaji UMR Jakarta selalu jadi bahan obrolan hangat. Entah di kantor, grup WhatsApp, atau media sosial. Semua orang ingin tahu, cukup nggak sih gaji segitu buat hidup di ibu kota? Tahun 2025, UMR Jakarta naik jadi Rp5 jutaan lebih. Sekilas terdengar lumayan, tapi kalau sudah dikurangi kos, makan, transportasi, dan kebutuhan harian… ya, tinggal sisa secuil buat tabungan.

Meski begitu, bukan berarti hidup dengan gaji UMR Jakarta itu mustahil dijalani dengan nyaman. Semua tergantung cara Kawan Pijar mengatur keuangan.

Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa bantu Kawan Pijar mengelola gaji agar nggak cuma numpang lewat setiap bulan.

1. Hitung Kebutuhan Tetap Bulanan

Langkah pertama, buat daftar pengeluaran wajib. Misalnya:

  • Kos atau kontrakan: Rp1,5–2 juta

  • Makan sehari-hari: Rp1,5 juta

  • Transportasi: Rp500 ribu – Rp800 ribu

  • Tagihan (listrik, internet, HP): Rp300–500 ribu

  • Dana darurat/tabungan: minimal Rp200 ribu

Dengan begitu, Kawan Pijar tahu mana pengeluaran yang benar-benar penting dan mana yang bisa dikurangi. Prinsipnya: utamakan kebutuhan, bukan keinginan.

2. Terapkan Metode 50-30-20

Metode ini cukup populer dan cocok buat yang gajinya pas-pasan.

  • 50% untuk kebutuhan pokok (makan, transport, sewa tempat tinggal)

  • 30% untuk keinginan pribadi (nongkrong, belanja, hiburan)

  • 20% untuk tabungan atau investasi

Kalau terasa sulit di awal, nggak apa-apa. Mulai dari yang kecil, misalnya nabung Rp100 ribu per minggu. Konsisten jauh lebih penting daripada nominal besar tapi putus di tengah jalan.

3. Pisahkan Rekening Tabungan dan Harian

Kadang gaji cepat habis bukan karena pengeluaran besar, tapi karena semuanya bercampur di satu rekening. Coba buka dua rekening: satu khusus kebutuhan harian, satu lagi untuk tabungan.
Begitu gaji masuk, langsung alokasikan sesuai rencana. Ini membantu Kawan Pijar lebih disiplin, dan nggak tergoda menghabiskan semua uang di minggu pertama.

4. Kurangi Pengeluaran “Ngikut Tren”

Jakarta penuh godaan. Dari kopi kekinian sampai konser setiap bulan, semuanya bisa bikin dompet bolong kalau nggak dikontrol. Nggak ada salahnya sesekali ikut tren, tapi pastikan sesuai kemampuan.
Coba ubah mindset jadi: “Aku bukan nggak bisa, cuma milih untuk nggak boros.”

5. Gunakan Transportasi Umum atau Patungan

Harga bensin dan parkir di Jakarta lumayan menguras. Kalau rute memungkinkan, pilih naik MRT, TransJakarta, atau KRL. Lebih murah, efisien, dan seringkali lebih cepat.
Kalau tetap butuh kendaraan pribadi, coba sistem patungan bensin dengan teman kantor yang satu arah. Hematnya lumayan terasa.

6. Cari Penghasilan Tambahan

Kalau semua sudah diatur tapi tetap terasa mepet, mungkin waktunya cari tambahan. Banyak peluang freelance ringan yang bisa dikerjakan di luar jam kerja: menulis, desain, admin online shop, atau jual barang preloved di marketplace. Tambahan Rp500 ribu–Rp1 juta per bulan bisa banget bikin napas keuangan lebih lega.

7. Jangan Lupa Punya Dana Darurat

Meski gaji UMR terasa terbatas, tetap penting punya dana darurat. Nggak perlu langsung besar, mulai aja dari 1–2 kali pengeluaran bulanan. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi gunung. Dana ini bisa jadi penyelamat kalau tiba-tiba sakit, kehilangan pekerjaan, atau butuh biaya mendadak lainnya.

8. Bijak Pakai Pinjaman

Kalau lagi terdesak dan butuh pinjaman, pastikan tujuannya jelas. Misalnya untuk kebutuhan produktif seperti renovasi rumah, pendidikan, atau usaha kecil. Hindari pinjaman konsumtif yang hanya menambah beban cicilan.
Kawan Pijar juga bisa mempertimbangkan pinjaman dengan jaminan rumah seperti di Pijar, karena bunganya jauh lebih ringan dibanding pinjaman tanpa agunan. Dengan cicilan yang bisa diatur sesuai kemampuan, keuangan bisa tetap terkendali tanpa harus stres tiap akhir bulan.

Penutup

Mengatur keuangan dengan gaji UMR Jakarta memang butuh kesabaran dan disiplin. Tapi bukan berarti mustahil. Kuncinya bukan sekadar “berapa yang didapat”, tapi “bagaimana cara mengelolanya”. Sedikit demi sedikit, Kawan Pijar bisa menata finansial dengan lebih tenang—meski hidup di kota yang nggak pernah tidur seperti Jakarta.

Kalau suatu saat butuh ruang lebih untuk bernapas dari tekanan finansial, Pijar siap bantu dengan solusi pinjaman yang aman, transparan, dan bisa disesuaikan dengan kondisi Kawan Pijar. Ajukan Sekarang!

Hidup di Jakarta memang keras, tapi bukan berarti keuangan Kawan Pijar harus ikut keras juga.

Artikel Rekomendasi