fbpx

Paylater? Boleh, Asal Tahu Batasnya

Belakangan ini, paylater jadi andalan banyak orang untuk belanja tanpa harus keluar uang di awal. Dari belanja online, pesan makanan, sampai beli tiket konser, semuanya bisa dicicil. Praktis banget, kan? Tapi di balik kemudahannya, paylater tetaplah bentuk utang yang perlu dipakai dengan bijak.

Kalau nggak hati-hati, tagihan bisa menumpuk dan malah bikin repot keuangan — apalagi kalau sampai tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Nah, biar Kawan Pijar nggak terjebak, yuk bahas gimana cara pakai paylater secara aman dan sehat.

Paylater Itu Apa, Sih?

Secara sederhana, paylater adalah layanan keuangan yang memungkinkan Kawan Pijar membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya nanti, baik secara penuh di akhir bulan atau dengan cicilan beberapa bulan.

Konsepnya mirip kartu kredit, tapi lebih mudah diakses. Banyak platform e-commerce dan fintech yang menawarkan fitur ini, seperti Shopee Paylater, GoPayLater, dan Traveloka Paylater.

Tapi perlu diingat, meski mudah, paylater tetap mengandung bunga dan biaya administrasi. Jadi, walaupun nominalnya terlihat kecil, kalau dikumpulkan bisa lumayan juga.

Pakai Paylater Kalau Benar-Benar Perlu

Kata kuncinya: darurat atau perlu.
Paylater sebaiknya digunakan hanya untuk hal-hal yang memang penting, bukan sekadar “ingin”. Misalnya:

  • Beli kebutuhan mendesak seperti obat atau peralatan kerja.

  • Ada promo cashback besar yang nilainya sebanding dengan bunga.

  • Kondisi darurat di mana Kawan Pijar belum sempat cairin tabungan atau gaji belum turun.

Kalau hanya untuk gaya hidup — seperti beli baju baru padahal masih banyak di lemari — lebih baik ditahan dulu. Paylater itu bukan uang tambahan, tapi utang yang harus dilunasi.

Hitung dengan Realistis Sebelum Klik “Bayar Nanti”

Sebelum memakai paylater, pastikan Kawan Pijar tahu berapa total biaya yang akan dibayar. Termasuk bunga, biaya layanan, dan denda kalau telat bayar.

Beberapa layanan paylater punya bunga sekitar 2–5% per bulan. Kalau ditotal, itu bisa jauh lebih besar dari bunga bank. Jadi, selalu hitung: apakah barang itu memang sepadan dengan total biaya yang harus dibayar nanti?

Contohnya, beli barang seharga Rp1 juta dengan bunga 3% per bulan selama 3 bulan. Totalnya bisa jadi sekitar Rp1.090.000. Kalau harga barangnya nggak mendesak banget, lebih baik ditunda sampai punya uang tunai.

Bayar Tepat Waktu, Jangan Nunggu Tagihan Menumpuk

Satu hal yang sering diabaikan: riwayat pembayaran paylater tercatat di SLIK OJK.
Itu artinya, kalau Kawan Pijar sering telat bayar atau gagal melunasi, catatan kredit bisa jadi buruk. Akibatnya, nanti akan lebih sulit saat ingin mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lain — termasuk KPR atau kredit kendaraan.

Sebaliknya, kalau selalu bayar tepat waktu, itu justru bisa meningkatkan skor kredit. Catatan yang bagus akan mempermudah pengajuan pinjaman di masa depan.

Tipsnya:

  • Aktifkan pengingat pembayaran di ponsel.

  • Gunakan fitur auto-debit kalau tersedia.

  • Jangan pakai lebih dari 30% limit paylater agar tagihan tetap ringan.

Manfaatkan Promo dan Cashback dengan Cerdas

Salah satu alasan orang suka pakai paylater adalah promo cashback atau diskon. Dan itu sah-sah aja — asal tahu caranya.

Kalau Kawan Pijar melihat promo “cashback 10% pakai paylater”, boleh dimanfaatkan asalkan ada dana untuk membayar penuh saat jatuh tempo. Jadi, bukan karena kekurangan uang, tapi karena ingin memanfaatkan keuntungan promo dengan perhitungan matang.

Dengan cara ini, paylater bisa jadi alat bantu keuangan yang efisien, bukan jebakan utang.

Batasi Jumlah Platform Paylater

Sekarang banyak banget platform yang menawarkan paylater. Kadang godaannya besar — limit tinggi, proses cepat, dan promo menarik. Tapi terlalu banyak akun paylater bisa bikin kehilangan kendali atas pengeluaran.

Lebih baik pilih satu atau dua platform saja yang paling sering digunakan. Catat limitnya, dan jangan pernah pakai semuanya sekaligus. Ingat, setiap transaksi akan muncul di catatan keuangan Kawan Pijar, termasuk di SLIK.

Semua Jenis Pinjaman Bisa Bermanfaat Kalau Dikelola dengan Bijak

Pada dasarnya, paylater itu sama seperti bentuk pinjaman lainnya, seperti pinjaman dengan jaminan rumah. Bedanya hanya di tujuan dan besaran dana.

Kalau dikelola dengan benar, pinjaman bisa membantu keuangan, bukan membebani. Paylater bisa bantu memenuhi kebutuhan mendesak, sementara pinjaman berjaminan bisa membantu Kawan Pijar mengembangkan usaha atau membayar biaya besar dengan bunga yang lebih ringan.

Kuncinya tetap sama pakai sesuai kebutuhan, pahami risikonya, dan disiplin bayar tepat waktu.
Dengan begitu, apa pun jenis pinjamannya baik paylater maupun pinjaman jaminan rumah bisa jadi alat bantu finansial yang memberi manfaat, bukan masalah.

Karena pada akhirnya, bukan soal besar kecilnya pinjaman, tapi bagaimana Kawan Pijar mengelolanya dengan bijak. Ajukan Sekarang!

Artikel Rekomendasi